You are currently viewing Mr. Sakti House – Yogyakarta

Mr. Sakti House – Yogyakarta

Salah satu yang menarik juga dalam proses perancangan SKT house ini adalah keinginan dari sang istri untuk memunculkan kesan “hijau” di dalam rumah. Awalnya beliau mengusulkan untuk membuat taman kecil di area belakang seperti perumahan pada umumnya, namun bentuk lahan yang memanjang ke samping ini kami rasa kurang tepat untuk diterapkannya model tersebut. Setelah berdiskusi lebih lanjut, kami akhirnya menyepakati konsep “taman dalam” yang dapat dilebur dengan fungsi lain di dalam rumah. Taman tersebut diplotting di area depan rumah, tepat dibagian tengah, sebagai area transisi dari pintu masuk utama. Area taman tersebut juga memungkinkan untuk dijadikan ruang tamu atau sekedar ruang bersantai. Taman dibuat terbuka menerus hingga ke lantai 2, sehingga dapat menjadi sumber cahaya dan udara di dalam rumah.

One of the interesting things about the SKT house design process is the wife’s desire to create a “green” impression in the house. Initially he proposed to make a small garden in the back area like housing in general, but we think this form of land that extends to the side is not appropriate for the application of this model. After further discussion, we finally agreed on the concept of an “inner garden” that can be merged with other functions in the house. The garden is plotted in the front area of the house, right in the middle, as a transition area from the main entrance. The garden area is also possible to be used as a living room or just a relaxing room. The garden is made open continuously to the 2nd floor, so it can be a source of light and air in the house.

Pasangan muda dengan 2 anak ini belakangan sangat menyukai gaya arsitektur skandinavian yang menggunakan warna-wana cerah dengan aksen warna pastel, serta bentuk-bentuk sederhana yang kami rasa masih memungkinkan untuk diterapkan pada wilayah iklim kita, terutama bagian atap yang mirip pelana, namun dengan kemiringan yang lebih curam. Setelah penataan ruang dan masuk pada tahap eksplorasi bentuk gubahan, umumnya fasad depan menjadi konsern utama dalam pemilihan proporsi dan komposisinya. Namun karena lokasi rumah ini berada pada tanah hook dan paling dekat dengan jalan, sehingga kedua sisi bangunan (depan dan samping) menjadi menarik untuk di eksplore, sehingga dapat terlihat secara langsung dari jalan. Kesan clean pada bangunan yang menggunakan warna putih, di pisah dengan aksen abu-abu material roster yang berpori. Area dibalik roster tersebut adalah “taman dalam” yang telah kita bahas sebelumnya.

This young couple with 2 children recently really liked the Scandinavian architectural style which uses bright colors with pastel color accents, as well as simple shapes that we think are still possible to be applied to our climate region, especially the roof that looks like a gable, but with a slope. which is steeper. After spatial planning and entering the stage of exploring the form of composition, generally the front facade becomes the main concern in the selection of proportions and compositions. However, because the location of this house is on hook land and closest to the road, so that both sides of the building (front and side) are interesting to explore, so it can be seen directly from the road. The clean impression of the building that uses white, separated by gray accents of porous roster material. The area behind the roster is the “inner garden” that we discussed earlier.

This Post Has One Comment

Comments are closed.